AKU ADALAH MASA DEPAN GEREJA GKPI

AKU ADALAH MASA DEPAN GEREJA GKPI
WARGA JEMAAT GKPI TANJUNG BANGSI

Selasa, 05 Mei 2015



BAHAN CERAMAH:
“HATI SEBAGAI HAMBA”
Persfektif Pelayanan Pemuda di dalam Gereja dan Masyarakat
(Demikianlah hendaknya orang memandang kami:sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah , 1 Korintus 4:1)

(Pdt. Venpri Lumban Gaol, S.Th)





  

Pendahuluan

Sungguh besar dan agung karya Tuhan di bumi ini. Semua begitu sempurna di awalnya, karena memang itulah yang juga membuktikan bahwa kesempurnaan adalah milik Tuhan. Manusia dan seluruh ciptaan, diciptakan begitu baik yang semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Apakah harapan Tuhan kepada semua manusia yang diciptakanNya begitu sempurna?

Tuhan menciptkan manusia itu serupa dan segambar dengan Allah, karena Allah menginginkan manusia itu mempunyai sifat dan perbuatan sama seperti yang Allah, dengan kata lain manusia adalah gambaran kebaikan, kekudusan, kemuliaan dan kekuasaan Allah di bumi.

Semua itu terasa hilang, karena Allah sudah menjadi “musuh” manusia. Manusia sudah kehilangan kemuliaan dan kesempurnaanya. Kenapa begitu? Karena manusia tidak lagi memiliki “Hati Sebagai Hamba” yang taat dan setia.

Hingga pada saat ini, gambaran kehidupan manusia yang pertama dengan yang sekarang adalah sama. Sama-sama “jahat” di mata Tuhan dan bukan lagi makhluk yang yang Tuhan senangi. Kenapa tidak, manusia sekarang sudah terlihat lebih berkuasa atas orang lain dan juga atas dirinya sendiri. Manusia tidak peduli dan butuh lagi akan kehendak Allah. Manusia seolah-olah sudah dapat “BERDIKARI” atas apa yang hendak manusia harapkan dan butuhkan.

Sekali lagi, semua itu bisa terjadi karena manusia itu tidak lagi memiliki “Hati Sebagai Hamba”. Hal ini juga sudah terlihat hingga di tengah-tengah gereja. Orang-orang yang disebut dengan “Jemaat Tuhan” itu tidak lagi hidup dalam Roh kebenaran dari Tuhan.
Dengan demikian, manusia itu harus sadar akan hidupnya di hadapan Tuhan dan sesamanya manusia, supaya manusia itu akan sempurna dihadapan Tuhan.

Melalui bahan ceramah ini, diharapkan kepada seluruh Pemuda-i/Remaja GKPI supaya berusaha hidup dalam kebaikan Tuhan, supaya rencana indah Tuhan melalui manusia, akan terwujud sempurna. Bagaimanakah caranya? Milikilah:

HATI SEBAGAI HAMBA


I.    Pemahaman “Hamba” dalam Alkitab

Dalam Alkitab, “hamba” berasal dari kata doulos yang berarti “budak belian”, yang tidak memiliki hak apa pun dalam hidupnya kecuali ia ditebus orang atau dibebaskan oleh majikan yang murah hati. Kristus menyebut pengikut-Nya sebagai murid dan sahabat-Nya, bukan hamba (lihat Yohanes 13:35; 15:15). Namun, Dia sendiri meneladankan hidup sebagai seorang hamba, dan mengajarkan bagaimana seharusnya para murid bersikap sebagai seorang hamba (lih Yohanes 13:1-20; Lukas 17:7-10)
Rasul Paulus sering menyebut sendiri dirinya dan teman-temannya sebagai hamba-hamba Kristus (lihat Roma 1:1; Titus 1:1; Filipi 1:1), sama seperti yang kita baca hari ini. Bukan dengan nada sedih atau terpaksa, melainkan dengan nada bangga, karena Tuhan memercayakan kepada mereka tugas yang penting (ayat 1). Dalam perselisihan jemaat Korintus (lihat pasal 3), Paulus tidak memegahkan diri sebagai pemimpin yang hebat. Bukan penilaian orang yang penting baginya, tetapi penilaian Tuhan (I Korintus 3: 3-4). Mengapa? Karena ia adalah hamba-Nya.
Bagaimana kita memandang diri kita di hadapan Tuhan?Kesadaran bahwa kita adalah budak dosa yang telah ditebus oleh Kristus seharusnya membanjiri hati kita dengan rasa syukur dan kasih kepada Dia yang telah membebaskan kita. Mendorong kita menjalani setiap hari bukan untuk menyenangkan orang lain melainkan untuk menyenangkan Sang Pemilik hidup kita. Seperti Paulus, kita bangga dikenal sebagai hamba-hamba Kristus.
PelayanTuhanseringjugadisebutsebagaiHambaTuhanEbedJahwe (Bhs Ibrani) atauDoulostouTheou ( Bhs Yunani). Kata ini lebih ratusan kali disebut dalam Alkitab kita sesuai dengan latar belakang dan konteks masing-masing. Pelayan dalam  tradisi Yahudi tidak mempunyai hak atau wewenang. Penentu segala sesuatu adalah Tuan atau majikannya. Pelayan atau hamba harus mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang disampaikan kepadanya. Dengan kita lain, hak mutlak hidup dan masa depan hamba tergantung di tangan tuan atau majikannya.
Jika demikian, kalau kita disebut sebagai pelayan atau Hamba Tuhan terlebih dahulu kita harus mengetahui tugas-tugas dan tanggung jawab dalam pelayanan di tengah-tengah Jemaat. Satu hal yang pasti harus tampil sebagai teladan bagi kita adalah pelayanan Yesus Kristus sendiri. Dimana prinsip pelayanannya sudah jelas  dalam Markus 10: 45 yang mengatakan “Karena Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang
II.    Sikap Dan Tanggung Jawab Hamba Tuhan Dalam Pelayanan

1.     Panggilan Tuhan  mutlak dan secara eksklusif merupakan masalah antara Tuhan dan hambaNya; Hal ini harus disadari seorang hamba Tuhan.Contoh: Musa (Kel. 3:10); Samuel (I Sam.3:19-20); Yesaya (Yes. 6:8-9); Yeremia (Yer. 1:5); Yeheskiel (Yeh. 2:3-8); Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:6). Rasul Paulus (Gal. 1:1). (Rasul Paulus menegaskan bahwa ia dipanggil menjadi rasul bukan karena manusia tetapi karena kehendak Allah)
2.     Allah yang memberi perintah kepada dia untuk melayani: Yes. 6:8-9; Mat. 28:18-20; Yoh.15:16; HAMBA = TAAT.
3.     Allah yang memberi firman yang akan disampaikan: Mat. 28:19; Rom. 1:16-17; HAMBA = BERBICARA
4.     Melayani untuk menyenangkan Tuhan, bukan manusia (Gal. 1:10). Allah adalah Tuan: HAMBA: Pelayan yang tidak berguna.
5.     Allah yang memberikan karunia yang cocok bagi setiap hambaNya untuk dipakai dalam pelayanNya: Kis. 12-14.
6.     Dia tidak memusingkan hidupnya (penghidupannya): 2 Tim.2:4; tetapi yakin bahwa Allah akan memberikan  segala kebutuhannya: Fil. 4:6, 19.
7.     Dalam segala hal ia akan menjadi teladan kepada jemaat dan kepada mereka yang belum menjadi pengikut Kristus.
8.     Akuntabilitas: Siap memberi pertanggung jawaban yang benar kepada Tuhan, kepada atasan dan kepada jemaat dalam hal:
a.    Perilaku sebagai hamba Tuhan
b.    Bekerja dengan jujur dan giat (Klo. 3:17, 23)
c.    Memakai karunia yang diberikan Tuhan dengan baik
d.    Menjadi hamba yang setia dalam tugas dan waktu, yang menunjukkan bahwa Allahlah yang dilayani.

Dalam menjalankan tugas dan menghadapi persoalan selalu meminta petunjuk Tuhan

Tuhan menginginkan hambanya adalah orang yang ideal, menjadi panutan bagi semua orang (warga jemaat) dan mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus.


NO
KUALIFIKASI
NAS ALKITAB
1
Tidak bernoda atau bercela
1 Tim. 3:2, 10; Tit. 1:6
2
Suami yang setia dari satu isteri
1 Tim.3:2; Tit. 1:6
3
Memimpin Rumah Tangganya dengan baik
1 Tim. 3:4-5
4
Suka memberi tumpangan
1 Tim. 3:2; Tit. 1:8
5
Tenang dan menguasai diri
1 Tim. 3:2; Tit. 1:8
6
Berpikir tenang dan hati-hati
Tit. 1:7
7
Berperilaku baik, tenang dan terhormat
1 Tim. 1:4; Tit. 1:6
8
Sabar dan lemah lembut
1 Tit. 1:8
9
Tidak seorang yang galak atau suka bertengkar
1 Tim. 3:3
10
Pengandalian Diri
1 Tim. 3:2; Tit. 1:8
11
Tidak mementingkan keinginan sendiri
1 Tim. 3:2; Tit. 1:8
12
Tidak pemabuk
1 Tim. 3:3; Tit. 1:7
13
Tidak tamak atau cinta uang
1 Tim. 3:3; Tit. 1:7
14
Mencintai yang baik
Tit. 1:8
15
Jujur dan adil
Tit. 1:8
16
Suci dan mengabdi
1 Tim. 3:2-3; Tit. 1:8
17
Bukan seorang yang baru bertobat
1 Tim. 3:6
18
Mampu mengajar
1 Tim. 3:2
19
Memiliki reputasi yang baik di kalangan mereka yang tidak percaya
I Tim. 3:7; Tit. 1:9
 
Semua orang percaya dipanggil Tuhan untuk melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan apa yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Latter Day Saints mengatakan bahwa walaupun tugas itu tidak secara langsung berhubungan dengan tugas pelayanan rohani tetapi apa yang dikerjakan oleh orang percaya adalah tugas dari Tuhan, karena itu mereka adalah hamba-hamba Tuhan. Hal ini juga disebut sebagai Cultutral Mission (Kej. 1:28).

I.             HATI SEBAGAI HAMBA

(Kita akrab dengan kata “melayani”. Namun apa sebetulnya maknanya? Melayani selalu berkenaan dengan ”tindakan memberi” — memberi tenaga, dana, waktu, dsb. — Tetapi tidak semua tindakan memberi itu bisa disebut melayani. Karena melayani juga berkenaan dengan motivasi, spirit yang melandasi. Intinya, tindakan melayani harus disertai dengan spirit seorang pelayan, atau hati sebagai hamba. Spirit seorang pelayan adalah memberi tanpa syarat. Pertanyaan yang munculdalam diri seorang pelayan adalah: apa yang bisa saya berikan, bukan apa yang bisa saya dapatkan? Spirit seorang pelayan bertolak dari hati yang bersyukur, dengan satu kesadaran semua yang ada pada dirinya adalah anugerah Tuhan, maka dengan suka dan rela hati ia mengembalikan untuk Tuhan. Spirit seorang pelayan berpangkal dari hati yang menyembah Tuhan. Dalam hati yangmenyembah kepada Tuhan yang ada adalah keluruhan dan kerinduan untuk selalu menyenangkan-Nya.)
 
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa, para “pelayan di Gereja” atau secara eksklusif yang menamakan dirinya ‘”pendeta” – “evanggelis” dan apapun itu namanya adalah sebagai hamba Tuhan. Mungkin ungkapan ini tertuju kepada mereka sebagai hama Tuhan karena mereka sudah mempunyai gelar atau sudah menjalani masa pendidikan theologia. Apakah memang itu merupakan suatu kebenaran jikalau setiaporang yang belajar pada lmu theologia sudah dapat dikatakan sebagai hamba Tuhan?
Bagaimana lagi jika kita bandingkan dengan banyaknya para pelayan gereja di GKPI termasuk penatua-penatua, apakah mereka juga sudah termasuk dengan hamba Tuhan?
Mungkin sebahagian orang akan menjawab: “YA”. Tetapi jangan lupa, akan ada orang yang dengan mudah akan menjawab:”TIDAK”. Kenapa....? (Semua akan terjawab dengan kita dengan serius mendalami acara ini dan merasakan bahwa semua kita yang ada di sini adalah sama).
Setelah melihat penjelasan di atas tentang keterpanggilan dan bagaimana bentuk yang sebenarnya dari seorang hamba, mungkin semua orang akan mengatakan dalam dirinya, kami bukanlah seorang hamba, melainkan seorang PENGUASA.
Jadi apakah yang membuktikan bahwa kita adalah hamba Tuhan? Dan apakah yang membuktikan kita itu adalah kepunyaan Tuhan dalam pelayanan dan kesaksian akan keagungan Tuhan?

Dengan penjelasan sebelumnya, kita mungkin akan mengatakan bahwa itu adalah kriteria untuk “Pendeta”, “Sintua”, “Evanggelis” dll. Tetapi sesungguhnya tidaklah demikian adanya. Memang benar itu semua dikatakan kepada para pelayan Tuhan di dalam gerejaNya, tetapi yang menjadi pertanyaan,”apakah  hamba Tuhan yang tidak memiliki hati sebagai hamba bisa dikatakan sebagai HAMBA TUHAN dan Pelayan Kesaksian Tuhan?”

Sesungguhnya orang yang memiliki “hati sebagai hamba” adalah mereka yang layak disebut sebagai Hamba Tuhan yang setia. Bukan karena gelar, alumni dan jabatan sehingga orang kan disebut sebagai hamba Tuhan, melainkan adalah orang yang memiliki hati sebagai hamba.
Sekarang, mari kita selidiki hati kita masing-masing, bagiamanakah kita akan disebut sebagai orang yang memiliki hati sebagai hamba. Semua juga akan berlandaskan dari keterpanggilan anda sebagai orang Kristen (Kristen yang sejati, bukan Kristen keturunan). Apakah kriteria orang yang memiliki hari sebagai hamba? Sama halnya yang dikatakan oleh Tuhan dalam sikap dan tanggung jawab seorang yang terpanggil menjadi orang Kristen dan juga dalam Kitab I  Timoteus dan Kitab Titus.

Bagaimanakan kita terlihat sebagai orang yang memiliki hati sebagai hamba:

1.    Pendeta dan para pelayaan khusus Gereja memang dapat dikatakan sebagai Hamba Tuhan dengan dasar atas keterpanggilan sebagai umat Kristus yang setia dalam pelayanan, dan pastinya:”MEMILIKI HATI SEBAGAI HAMBA” bukan “PENGUASA”.

2.    Setiap orang diberikan perintah dari Dia yang menciptkannya. Tidak ada satu orangpun yang terlepas dari panggilan dan suruhan atas perintah yang diberikan oleh sang “PENCIPTA”. Apakah perintah yang diberikan olehNya:”KASIH”.

3.    Tuhan adalah setia dan tidak akan pernah mau dipermalukan oleh manusia. Dengan demikian Tuhan selalu memberikan hati kepada manusia dan akal, pikiran serta budi pekerti. Tuhan tidak dengan sendirinya membiarkan manusia itu untuk bertindak sendiri dalam melaksanakan misi ALLAH di dunia ini, dalam Roh Kebenaran, Tuhan akan membimbing,mengajari serta menguatkan setiap orang untuk dapat berbicara tentang kebenaran dan kekuasaan Allah. Seorang yang memiliki hati sebagai hamba adalh:”BERBICARA TENTANG KEBAIKAN”.

4.    Terkadang kita pernah merasa menjadi orang yang salah ketika kita menjadi orang benar. Kenapa demikian? Kita sering mengatakan:”percuma saya melakukan itu”. Saudara sering menyesal melakukan yang baik. Hal ini terjadi karena kita tidak pernah merasakan bahwa apapun yang kita perbuat adalah karena Tuhan dan untuk Tuhan, tetapi sering hanya untuk menyenangkan hati manusia, bukan hati Tuhan! Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG TAU MENYENANGKAN HATI TUHAN”.
5.    Apakah pemberian yang tersembunyi dan berbeda-beda dari Tuhan? Itu adalah karunia. Setiap orang dianugerahkan Tuhan karunia yang berbeda. Semua itu akan tersembunyi jikalau kita tidak menunjukkan dan mengembangkan karunia yang ada pada diri kita. Hal inilah yang sulit bagi setiap orang untuk menunjukkan “KARUNIA” yang ada pada setiap orang, bahkan orang tidak mau tau dengan karunia itu sendiri yang mengakibatkan orang itu akan menjadi manusia yang sombong. Ada juga orang yang tidak tahu akan karunia dalam dirinya. Tuhan memberikan karunia kepada setiap orang bukanlan hanya sebagai hiasan belaka, tetapi suatu instrument yang penting sebagai pemberita, saksi Kristus bahkan Laskar Kristus. Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG MEMPUNYAI KARUNIA YANG BERGUNA BAGI ORANG LAIN”.

6.    Pendapat yang mengatakan,”bagiamanakah saya berkata baik kepada banyak orang tanpa didukung oleh “Harta Kekayaan”. Kebenaran selalu dikaitkan dengan banyaknya harta, karena mungkin di dalam diri manusia “uang dapat mengatur segalanya. Jika saudara adalah orang yang berhati sebagai hamba, anda akan mengatakan kebenaran yang sesungguhnya, karena saudara bukan hamba manusia, tetapi Hamba Tuhan. Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG TIDAK KHAWATIR AKAN HIDUPNYA DAN SELALU SETIA DALAM PEKERJAAN TUHAN DALAM SUSAH DAN SENANG”.

7.    Menjadi yang terbaik adalah impian setiap orang. Apalagi yang menjadi orang yang dipandang sempurna dari orang lain, adalah hal yang sangat mengesankan. Tetapi bagaimanakah itu mungkin bisa terjadi kalau setiop orang tidak mau menjadi baik bagi orang lain. Setiap orang yang memiliki hati sebagai hamba akan berusaha menjadi yang terbaik bagi orang lain dan untuk Tuhan. Apakah yang terbaik bagi orang lain dan Tuhan? Menjadi TELADAN BAGI ORANG LAIN.
8.    Tuhan adalah sumber segalagalanya. Tidak ada satupun yang tersembunyi, semua baik pada waktunya. Adalah yang terbaik dari manusia adalah:”menaruh pengharapan yang baik kepada Tuhan”.  Semua itu bisa terlihat dengan jelas dihadapan manusia jikalau manusia itu mempunyai hati yang tulus, jujur dan setia kepada Tuhan. Manusia yang memiliki itu tidak akan pernah takut dalam hidupnya. Semua akan baik adanya karena percaya bahwa Tuhan ada dan selalu dekat. Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG JUJUR, HATI YANG TULUS DAN SETIA”.

Pernyataan di atas seolah-olah menjadi beban yang sangat berat dan sulit untuk dilaksanakan. Tetapi itu adalah bagi orang yang tidak mau berubah dan pesimis dalam hidupnya. Segala sesuatu dapat terjadi dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang mau percaya kepada Tuhan. Tidak ada yang sulit, tidak ada yang berat, semua adalah beban yang ringan, jikalau kita memiliki “KASIH”. Semua itu dapat kita lakukan jikalau kita memiliki keinginan untuk menjadi orang yang dibaharui setiap saat oleh Kasih Karunia Tuhan.


Sebelum anda mau memutuskan satu keputusan yang pasti, sejenak saudara merenungkan sesuatu apa yang bermamfat dalam diri anda yang Tuhan belum pernah lihat anda lakukan dengan membaca hal berikut:

Kasih seperti apa yang dimiliki dunia?
Kasih seperti apa yang dimiliki dunia?
Kasih seperti apa yang ada di dalam hatimu? Hatiku?
Kasih seperti apa yang kita berikan pada orang lain?
Kasih seperti apa yang kita beritakan melalui kehidupan, perkataan dan perbuatan kita?
Kasih seperti apa yang kita ingin miliki dalam keluarga, gereja, masyarakat kita?

Apakah semua jawabannya sama?
Atau berbeda satu dengan yang lain?
Apakah kita memilih kasih yang tulus, yang sabar, yang murah hati bagi diri kita sendiri?
Dan apakah kita memilih kasih yang munafik, yang mencari keuntungan bagi diri sendiri, yang akan kita berikan kepada dunia dan sesama kita?

Kalau kasih kita berikan, dengan penantian ucapan terima kasih, Itu bukan kasih.
Kalau kasih kita ucapkan hanya untuk membuat kita juga dikasihi, itu bukan kasih.
Kalau kasih kita lakukan, dengan harapan orang lain melakukan yang sama, itu bukan kasih
Itu hanya keegoisan kita...
Dan kegagalan kita mengerti Kasih yang sesungguhnya.

Kita dipilih..
Dipilih untuk menjadi pewarta kasih...
Kasih seperti apa?
Kasih yang sama dengan yang Tuhan berikan bagi kita.
Kasih yang tanpa pamrih, tanpa berkata ‘karena’, tapi kasih yang berkata ‘walaupun’

Kasih yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Kasih yang tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Kasih yang tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Kasih yang menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih yang tidak berkesudahan
Kasih yang tanpa kesemuanya itu, bukanlah kasih.
Sudahkah kita terpilih untuk memberitakan kasih?
Bila sudah, maka lakukanlah kesemuanya itu.

Mungkin saudara pernah mendengar dan tahu lagu ini:

“MASA MUDAKU”
Masa muda sungguh senang
Jiwa penuh dengan cita cita
Bagai api yang tak kunjung padam
Selalu membakar dalam hati

Masa mudaku masa yang kukenang
Masa Tuhan memanggilku
Masa mudaku masa yang terindah
Kutinggalkan semua dosaku
La la la la la la la la

Masa muda sungguh senang
Kuberikan padaMu ya Tuhan
Apa yang ada pada diriku
Kuserahkan untuk kemuliaanMu


Dan satu hal lagi yang akan menyokong anda menjadi HAMBAT TUHAN yang memiliki HATI SEBAGAI HAMBA .........ingatlah kata “CHRIST” (KRISTUS – yang selalu mengiringi hidup saudara yang begitu bermamfaat bagi Tuhan dan bagi banuak umat manusia)

C = (calls) memanggil kita untuk melihat kelangsungan dari perjalanan kehidupan iman kita dan menjelajahi apa saja kemungkinan-kemungkinan yang berguna bagi hubungan yang penuh makna dimana saja kita bekerja atau melayani.
H = (having) memiliki perspektif atau  pandangan hidup yang holistik (menyeluruh) & bersejarah. Bersejarah dalam arti bahwa kita bersiap dalam pekerjaan hidup kita yang harus benar-benar masuk akal dalam konteks kita dan relevan dengan zaman kita.
R = (renews) memperbaharui kita ke dalam sikap penebusan dan
memelihara kita di dalam gaya hidup yang ekologis restoratif

atas apa yang merusak dan berbahaya bagi manusia dan ciptaan Tuhan.
I = (inspires) mengilhami kita untuk lebih dalam turun ke bumi dengan berinkarnasi dalam kata dan tindakan dan mempertimbangkan realitas dan perjuangan  waktu kita sebagai integrasi dengan perjalanan kehidupan iman kita.
S = (summons) memanggil kita untuk sebuah perjuangan keras untuk mengatasi atau mengalahkan sifat-sifat kita yang melekat yang cenderung untuk mementingkan diri sendiri. Mari kita bertumbuh menuju kepribadian yang lebih besar, tidak mementingkan diri sendiri, yang menyatakan diri dalam pencarian jiwa yang lebih dalam, yaitu pencarian konstan untuk apa yang bermakna dan yang meninggalkan warisan abadi.
T= (teaches) mengajari kita untuk berusaha untuk menjadi Pengubah di dalam kehidupan keimanan seseorang, keterlibatan dan terus tak kenal lelah dalam mengejar apa yang berkenan bagi Allah dan benar-benar jujur dan adil bagi semua orang.

Pray Until Something Happens… (Berdoa Sampai Sesuatu Terjadi)
Pledge Until Sustainability Happens…(Berikrar Sampai keberlangsungan terjadi)
Participate Until Service Happens…(Berpartisipasi sampai terjadi pelayanan)
Berdoa… Berikrar… berpartisipasi… dan sebagai hasilnya,
Program/Proyek Telah terlaksana di PP GKPI Res. Khusus Sidikalang Kota

Ada banyak anak-anak dan keluarga miskin dan tidak mampu, yang sakit dan terbaring lemah .... sebab mereka merana tidak memiliki apa-apa
(lihatlah diri anda...apakah anda seperti itu? anda termasuk orang yang beruntung sementara mereka adalah orang yang puntung!)
Semuanya itu untuk misi Allah ditengah-tengah orang-orang miskin dan orang-orang yang terpinggirkan.
Kehadiran Anda adalah sebuah hadiah bagi dunia.
Anda unik dan hanya Anda yang seperti Anda di dunia ini.
Hidup Anda dapat menjadi apa yang Anda inginkan.
Satu hari yang Anda lewati tidak akan pernah dapat diputar kembali
Hitunglah berkat Anda, bukan masalah Anda.
Anda dapat melalui segala rintangan apa pun yang datang dalam hidup Anda.
Dalam diri Anda terdapat begitu banyak jawaban.
Dalam hidup ini, Anda harus menjadi orang yang memahami orang lain, memiliki keberanian, dan kuat.

Jangan memberi batas pada diri sendiri.
Begitu banyak mimpi yang menunggu untuk diwujudkan.
Keputusan-keputusan yang Anda ambil hari ini akan mempengaruhi masa depan Anda.
Raihlah puncak Anda, tujuan Anda, dan hadiah Anda.
Tidak ada limbah yang lebih banyak mengeluarkan energi Anda, selain daripada kekhawatirkan.
Semakin lama Anda diam dalam masalah, semakin berat itu bagi diri Anda.
Janganlah mengambil hal-hal yang terlalu serius.
Hiduplah dalam ketenangan, bukan kehidupan dalam penyesalan.
Ingatlah bahwa sedikit cinta saja dapat mengubah hidup seseorang.
Banyak cinta dapat membuat dunia ini penuh dengan keajaiban.
Ingatlah bahwa persahabatan adalah investasi yang bijaksana.
Harta kehidupan adalah orang-orang yang ada dan berinteraksi di sekeliling Anda.
Sadarilah bahwa tidak pernah ada kata terlambat.
Lakukan hal-hal biasa dengan cara yang luar biasa.
Miliki kesehatan, harapan dan kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk berdoa kepada Tuhan.
Dan jangan pernah lupa. . .
Bahkan barang sehari pun. . .
Bahwa Anda sangatlah istimewa.
Jika anda sudah dapat mengambil keputusan itu: kita akan bernyanyi sama seperti malaikat yang bernyanyi memuliakan Tuhan. Raihlah masa depan dengan mudah bersama dengan Tuhan hanya satu syarat, milikilah:”HATI SEBAGAI HAMBA” yang setia.
ku tak membawa apapun juga
saat ku datang ke dunia
ku tinggal semua pada akhirnya
saat ku kembali ke surga

reff:

inilah yang ku punya
hati s'bagai hamba
yang mau taat dan setia
pada-mu bapa
kemanapun ku bawa
hati yang menyembah
dalam roh dan kebenaran
sampai s'lamanya

bridge:
bagaimana ku membalas kasih-mu
s'gala yang ku punya itu milik-mu
itu milik-mu oh...










Tidak ada komentar:

Posting Komentar