BAHAN CERAMAH:
“HATI SEBAGAI HAMBA”
Persfektif Pelayanan Pemuda
di dalam Gereja dan Masyarakat
(Demikianlah
hendaknya orang memandang kami:sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya
dipercayakan rahasia Allah , 1 Korintus 4:1)
(Pdt. Venpri Lumban
Gaol, S.Th)
Pendahuluan
Sungguh
besar dan agung karya Tuhan di bumi ini. Semua begitu sempurna di awalnya,
karena memang itulah yang juga membuktikan bahwa kesempurnaan adalah milik
Tuhan. Manusia dan seluruh ciptaan, diciptakan begitu baik yang semuanya
bertujuan untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Apakah
harapan Tuhan kepada semua manusia yang diciptakanNya begitu sempurna?
Tuhan
menciptkan manusia itu serupa dan segambar dengan Allah, karena Allah
menginginkan manusia itu mempunyai sifat dan perbuatan sama seperti yang Allah,
dengan kata lain manusia adalah gambaran kebaikan, kekudusan, kemuliaan dan
kekuasaan Allah di bumi.
Semua
itu terasa hilang, karena Allah sudah menjadi “musuh” manusia. Manusia sudah
kehilangan kemuliaan dan kesempurnaanya. Kenapa begitu? Karena manusia tidak
lagi memiliki “Hati Sebagai Hamba” yang taat dan setia.
Hingga
pada saat ini, gambaran kehidupan manusia yang pertama dengan yang sekarang
adalah sama. Sama-sama “jahat” di mata Tuhan dan bukan lagi makhluk yang yang
Tuhan senangi. Kenapa tidak, manusia sekarang sudah terlihat lebih berkuasa
atas orang lain dan juga atas dirinya sendiri. Manusia tidak peduli dan butuh
lagi akan kehendak Allah. Manusia seolah-olah sudah dapat “BERDIKARI” atas apa
yang hendak manusia harapkan dan butuhkan.
Sekali
lagi, semua itu bisa terjadi karena manusia itu tidak lagi memiliki “Hati
Sebagai Hamba”. Hal ini juga sudah terlihat hingga di tengah-tengah
gereja. Orang-orang yang disebut dengan “Jemaat
Tuhan” itu tidak lagi hidup dalam Roh kebenaran dari Tuhan.
Dengan
demikian, manusia itu harus sadar akan hidupnya di hadapan Tuhan dan sesamanya
manusia, supaya manusia itu akan sempurna dihadapan Tuhan.
Melalui
bahan ceramah ini, diharapkan kepada seluruh Pemuda-i/Remaja GKPI supaya
berusaha hidup dalam kebaikan Tuhan, supaya rencana indah Tuhan melalui
manusia, akan terwujud sempurna. Bagaimanakah caranya? Milikilah:
HATI SEBAGAI HAMBA
I.
Pemahaman “Hamba” dalam Alkitab
Dalam
Alkitab, “hamba” berasal dari kata doulos yang berarti “budak belian”, yang
tidak memiliki hak apa pun dalam hidupnya kecuali ia ditebus orang atau
dibebaskan oleh majikan yang murah hati. Kristus menyebut pengikut-Nya sebagai
murid dan sahabat-Nya, bukan hamba (lihat Yohanes 13:35; 15:15). Namun, Dia
sendiri meneladankan hidup sebagai seorang hamba, dan mengajarkan bagaimana
seharusnya para murid bersikap sebagai seorang hamba (lih Yohanes 13:1-20;
Lukas 17:7-10)
Rasul
Paulus sering menyebut sendiri dirinya dan teman-temannya sebagai hamba-hamba
Kristus (lihat Roma 1:1; Titus 1:1; Filipi 1:1), sama seperti yang kita baca
hari ini. Bukan dengan nada sedih atau terpaksa, melainkan dengan nada bangga,
karena Tuhan memercayakan kepada mereka tugas yang penting (ayat 1). Dalam
perselisihan jemaat Korintus (lihat pasal 3), Paulus tidak memegahkan diri
sebagai pemimpin yang hebat. Bukan penilaian orang yang penting baginya, tetapi
penilaian Tuhan (I Korintus 3: 3-4). Mengapa? Karena ia adalah hamba-Nya.
Bagaimana
kita memandang diri kita di hadapan Tuhan?Kesadaran bahwa kita adalah budak
dosa yang telah ditebus oleh Kristus seharusnya membanjiri hati kita dengan
rasa syukur dan kasih kepada Dia yang telah membebaskan kita. Mendorong kita
menjalani setiap hari bukan untuk menyenangkan orang lain melainkan untuk
menyenangkan Sang Pemilik hidup kita. Seperti Paulus, kita bangga dikenal
sebagai hamba-hamba Kristus.
PelayanTuhanseringjugadisebutsebagaiHambaTuhanEbedJahwe
(Bhs Ibrani) atauDoulostouTheou ( Bhs Yunani). Kata ini lebih ratusan kali disebut dalam Alkitab kita sesuai dengan latar
belakang dan konteks masing-masing. Pelayan dalam tradisi Yahudi tidak mempunyai hak atau
wewenang. Penentu segala sesuatu adalah Tuan atau majikannya. Pelayan atau
hamba harus mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang disampaikan kepadanya.
Dengan kita lain, hak mutlak hidup dan masa depan hamba tergantung di tangan
tuan atau majikannya.
Jika demikian, kalau kita
disebut sebagai pelayan atau Hamba Tuhan terlebih dahulu kita harus mengetahui
tugas-tugas dan tanggung jawab dalam pelayanan di tengah-tengah Jemaat. Satu
hal yang pasti harus tampil sebagai teladan bagi kita adalah pelayanan Yesus
Kristus sendiri. Dimana prinsip pelayanannya sudah jelas dalam Markus 10: 45 yang mengatakan “Karena
Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan
bagi banyak orang
II.
Sikap
Dan Tanggung Jawab Hamba Tuhan Dalam Pelayanan
1. Panggilan
Tuhan mutlak dan secara eksklusif
merupakan masalah antara Tuhan dan hambaNya; Hal ini harus disadari seorang
hamba Tuhan.Contoh: Musa (Kel. 3:10); Samuel (I Sam.3:19-20); Yesaya (Yes.
6:8-9); Yeremia (Yer. 1:5); Yeheskiel (Yeh. 2:3-8); Yohanes Pembaptis (Yoh.
1:6). Rasul Paulus (Gal. 1:1). (Rasul Paulus menegaskan bahwa ia dipanggil menjadi
rasul bukan karena manusia tetapi karena kehendak Allah)
2. Allah
yang memberi perintah kepada dia untuk melayani: Yes. 6:8-9; Mat. 28:18-20; Yoh.15:16;
HAMBA = TAAT.
3. Allah
yang memberi firman yang akan disampaikan: Mat. 28:19; Rom. 1:16-17; HAMBA =
BERBICARA
4. Melayani
untuk menyenangkan Tuhan, bukan manusia (Gal. 1:10). Allah adalah Tuan: HAMBA:
Pelayan yang tidak berguna.
5. Allah
yang memberikan karunia yang cocok bagi setiap hambaNya untuk dipakai dalam
pelayanNya: Kis. 12-14.
6. Dia
tidak memusingkan hidupnya (penghidupannya): 2 Tim.2:4; tetapi yakin bahwa
Allah akan memberikan segala
kebutuhannya: Fil. 4:6, 19.
7. Dalam
segala hal ia akan menjadi teladan kepada jemaat dan kepada mereka yang belum
menjadi pengikut Kristus.
8. Akuntabilitas:
Siap memberi pertanggung jawaban yang benar kepada Tuhan, kepada atasan dan
kepada jemaat dalam hal:
a. Perilaku
sebagai hamba Tuhan
b. Bekerja
dengan jujur dan giat (Klo. 3:17, 23)
c. Memakai
karunia yang diberikan Tuhan dengan baik
d. Menjadi
hamba yang setia dalam tugas dan waktu, yang menunjukkan bahwa Allahlah yang
dilayani.
Dalam menjalankan tugas dan menghadapi
persoalan selalu meminta petunjuk Tuhan
NO
|
KUALIFIKASI
|
NAS ALKITAB
|
1
|
Tidak bernoda atau bercela
|
1 Tim. 3:2, 10; Tit. 1:6
|
2
|
Suami
yang setia dari satu isteri
|
1
Tim.3:2; Tit. 1:6
|
3
|
Memimpin Rumah Tangganya dengan baik
|
1 Tim. 3:4-5
|
4
|
Suka
memberi tumpangan
|
1
Tim. 3:2; Tit. 1:8
|
5
|
Tenang dan menguasai diri
|
1 Tim. 3:2; Tit. 1:8
|
6
|
Berpikir
tenang dan hati-hati
|
Tit.
1:7
|
7
|
Berperilaku baik, tenang dan terhormat
|
1 Tim. 1:4; Tit. 1:6
|
8
|
Sabar
dan lemah lembut
|
1
Tit. 1:8
|
9
|
Tidak seorang yang galak atau suka bertengkar
|
1 Tim. 3:3
|
10
|
Pengandalian
Diri
|
1
Tim. 3:2; Tit. 1:8
|
11
|
Tidak mementingkan keinginan sendiri
|
1 Tim. 3:2; Tit. 1:8
|
12
|
Tidak
pemabuk
|
1
Tim. 3:3; Tit. 1:7
|
13
|
Tidak tamak atau cinta uang
|
1 Tim. 3:3; Tit. 1:7
|
14
|
Mencintai
yang baik
|
Tit.
1:8
|
15
|
Jujur dan adil
|
Tit. 1:8
|
16
|
Suci
dan mengabdi
|
1
Tim. 3:2-3; Tit. 1:8
|
17
|
Bukan seorang yang baru bertobat
|
1 Tim. 3:6
|
18
|
Mampu
mengajar
|
1
Tim. 3:2
|
19
|
Memiliki reputasi yang baik di kalangan mereka yang tidak
percaya
|
I Tim. 3:7; Tit. 1:9
|
Semua orang percaya dipanggil Tuhan
untuk melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan apa yang dipercayakan
Tuhan kepada mereka. Latter Day Saints mengatakan bahwa walaupun tugas itu
tidak secara langsung berhubungan dengan tugas pelayanan rohani tetapi apa yang
dikerjakan oleh orang percaya adalah tugas dari Tuhan, karena itu mereka adalah
hamba-hamba Tuhan. Hal ini juga disebut sebagai Cultutral Mission (Kej. 1:28).
(Kita akrab dengan kata “melayani”. Namun apa sebetulnya maknanya? Melayani
selalu berkenaan dengan ”tindakan memberi” — memberi tenaga, dana, waktu, dsb.
— Tetapi tidak semua tindakan memberi itu bisa disebut melayani. Karena
melayani juga berkenaan dengan motivasi, spirit yang melandasi. Intinya,
tindakan melayani harus disertai dengan spirit seorang pelayan, atau hati
sebagai hamba. Spirit seorang pelayan adalah memberi tanpa syarat. Pertanyaan
yang munculdalam diri seorang pelayan adalah: apa yang bisa saya berikan, bukan
apa yang bisa saya dapatkan? Spirit seorang pelayan bertolak dari hati yang
bersyukur, dengan satu kesadaran semua yang ada pada dirinya adalah anugerah
Tuhan, maka dengan suka dan rela hati ia mengembalikan untuk Tuhan. Spirit
seorang pelayan berpangkal dari hati yang menyembah Tuhan. Dalam hati
yangmenyembah kepada Tuhan yang ada adalah keluruhan dan kerinduan untuk selalu
menyenangkan-Nya.)
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa,
para “pelayan di Gereja” atau secara eksklusif yang menamakan dirinya
‘”pendeta” – “evanggelis” dan apapun itu namanya adalah sebagai hamba Tuhan.
Mungkin ungkapan ini tertuju kepada mereka sebagai hama Tuhan karena mereka
sudah mempunyai gelar atau sudah menjalani masa pendidikan theologia. Apakah
memang itu merupakan suatu kebenaran jikalau setiaporang
yang belajar pada lmu theologia sudah dapat dikatakan sebagai hamba Tuhan?
Bagaimana lagi jika kita bandingkan
dengan banyaknya para pelayan gereja di GKPI termasuk penatua-penatua, apakah
mereka juga sudah termasuk dengan hamba Tuhan?
Mungkin sebahagian orang akan menjawab:
“YA”. Tetapi jangan lupa, akan ada orang yang dengan mudah akan
menjawab:”TIDAK”. Kenapa....? (Semua akan
terjawab dengan kita dengan serius mendalami acara ini dan merasakan bahwa
semua kita yang ada di sini adalah sama).
Setelah melihat penjelasan di atas
tentang keterpanggilan dan bagaimana bentuk yang sebenarnya dari seorang hamba,
mungkin semua orang akan mengatakan dalam dirinya, kami bukanlah seorang hamba,
melainkan seorang PENGUASA.
Jadi apakah yang membuktikan bahwa kita
adalah hamba Tuhan? Dan apakah yang membuktikan kita itu adalah kepunyaan Tuhan
dalam pelayanan dan kesaksian akan keagungan Tuhan?
Dengan penjelasan sebelumnya, kita
mungkin akan mengatakan bahwa itu adalah kriteria untuk “Pendeta”, “Sintua”,
“Evanggelis” dll. Tetapi sesungguhnya tidaklah demikian adanya. Memang benar
itu semua dikatakan kepada para pelayan Tuhan di dalam gerejaNya, tetapi yang
menjadi pertanyaan,”apakah hamba Tuhan
yang tidak memiliki hati sebagai hamba bisa dikatakan sebagai HAMBA TUHAN dan
Pelayan Kesaksian Tuhan?”
Sesungguhnya orang yang memiliki “hati
sebagai hamba” adalah mereka yang layak disebut sebagai Hamba Tuhan yang setia.
Bukan karena gelar, alumni dan jabatan sehingga orang kan disebut sebagai hamba
Tuhan, melainkan adalah orang yang memiliki hati sebagai hamba.
Sekarang, mari kita selidiki hati kita
masing-masing, bagiamanakah kita akan disebut sebagai orang yang memiliki hati
sebagai hamba. Semua juga akan berlandaskan dari keterpanggilan anda sebagai
orang Kristen (Kristen yang sejati, bukan
Kristen keturunan). Apakah kriteria orang yang memiliki hari sebagai hamba?
Sama halnya yang dikatakan oleh Tuhan dalam sikap dan tanggung jawab seorang
yang terpanggil menjadi orang Kristen dan juga dalam Kitab I Timoteus dan Kitab Titus.
Bagaimanakan kita terlihat sebagai
orang yang memiliki hati sebagai hamba:
1.
Pendeta dan para pelayaan khusus Gereja
memang dapat dikatakan sebagai Hamba Tuhan dengan dasar atas keterpanggilan
sebagai umat Kristus yang setia dalam pelayanan, dan pastinya:”MEMILIKI HATI
SEBAGAI HAMBA” bukan “PENGUASA”.
2. Setiap
orang diberikan perintah dari Dia yang menciptkannya. Tidak ada satu orangpun
yang terlepas dari panggilan dan suruhan atas perintah yang diberikan oleh sang
“PENCIPTA”. Apakah perintah yang diberikan olehNya:”KASIH”.
3. Tuhan
adalah setia dan tidak akan pernah mau dipermalukan oleh manusia. Dengan
demikian Tuhan selalu memberikan hati kepada manusia dan akal, pikiran serta
budi pekerti. Tuhan tidak dengan sendirinya membiarkan manusia itu untuk
bertindak sendiri dalam melaksanakan misi ALLAH di dunia ini, dalam Roh
Kebenaran, Tuhan akan membimbing,mengajari serta menguatkan setiap orang untuk
dapat berbicara tentang kebenaran dan kekuasaan Allah. Seorang yang memiliki
hati sebagai hamba adalh:”BERBICARA TENTANG KEBAIKAN”.
4. Terkadang
kita pernah merasa menjadi orang yang salah ketika kita menjadi orang benar.
Kenapa demikian? Kita sering mengatakan:”percuma saya melakukan itu”. Saudara
sering menyesal melakukan yang baik. Hal ini terjadi karena kita tidak pernah
merasakan bahwa apapun yang kita perbuat adalah karena Tuhan dan untuk Tuhan,
tetapi sering hanya untuk menyenangkan hati manusia, bukan hati Tuhan! Orang
yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG TAU MENYENANGKAN HATI
TUHAN”.
5. Apakah
pemberian yang tersembunyi dan berbeda-beda dari Tuhan? Itu adalah karunia.
Setiap orang dianugerahkan Tuhan karunia yang berbeda. Semua itu akan
tersembunyi jikalau kita tidak menunjukkan dan mengembangkan karunia yang ada
pada diri kita. Hal inilah yang sulit bagi setiap orang untuk menunjukkan
“KARUNIA” yang ada pada setiap orang, bahkan orang tidak mau tau dengan karunia
itu sendiri yang mengakibatkan orang itu akan menjadi manusia yang sombong. Ada
juga orang yang tidak tahu akan karunia dalam dirinya. Tuhan memberikan karunia
kepada setiap orang bukanlan hanya sebagai hiasan belaka, tetapi suatu
instrument yang penting sebagai pemberita, saksi Kristus bahkan Laskar Kristus.
Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG MEMPUNYAI KARUNIA
YANG BERGUNA BAGI ORANG LAIN”.
6. Pendapat
yang mengatakan,”bagiamanakah saya berkata baik kepada banyak orang tanpa
didukung oleh “Harta Kekayaan”. Kebenaran selalu dikaitkan dengan banyaknya
harta, karena mungkin di dalam diri manusia “uang dapat mengatur segalanya.
Jika saudara adalah orang yang berhati sebagai hamba, anda akan mengatakan
kebenaran yang sesungguhnya, karena saudara bukan hamba manusia, tetapi Hamba
Tuhan. Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG TIDAK KHAWATIR
AKAN HIDUPNYA DAN SELALU SETIA DALAM PEKERJAAN TUHAN DALAM SUSAH DAN SENANG”.
7. Menjadi
yang terbaik adalah impian setiap orang. Apalagi yang menjadi orang yang
dipandang sempurna dari orang lain, adalah hal yang sangat mengesankan. Tetapi
bagaimanakah itu mungkin bisa terjadi kalau setiop orang tidak mau menjadi baik
bagi orang lain. Setiap orang yang memiliki hati sebagai hamba akan berusaha
menjadi yang terbaik bagi orang lain dan untuk Tuhan. Apakah yang terbaik bagi
orang lain dan Tuhan? Menjadi TELADAN BAGI ORANG LAIN.
8. Tuhan
adalah sumber segalagalanya. Tidak ada satupun yang tersembunyi, semua baik
pada waktunya. Adalah yang terbaik dari manusia adalah:”menaruh pengharapan
yang baik kepada Tuhan”. Semua itu bisa
terlihat dengan jelas dihadapan manusia jikalau manusia itu mempunyai hati yang
tulus, jujur dan setia kepada Tuhan. Manusia yang memiliki itu tidak akan
pernah takut dalam hidupnya. Semua akan baik adanya karena percaya bahwa Tuhan
ada dan selalu dekat. Orang yang memiliki hati sebagai hamba adalah orang “YANG
JUJUR, HATI YANG TULUS DAN SETIA”.
Pernyataan
di atas seolah-olah menjadi beban yang sangat berat dan sulit untuk
dilaksanakan. Tetapi itu adalah bagi orang yang tidak mau berubah dan pesimis
dalam hidupnya. Segala sesuatu dapat terjadi dan tidak ada yang mustahil bagi
orang yang mau percaya kepada Tuhan. Tidak ada yang sulit, tidak ada yang
berat, semua adalah beban yang ringan, jikalau kita memiliki “KASIH”. Semua itu
dapat kita lakukan jikalau kita memiliki keinginan untuk menjadi orang yang
dibaharui setiap saat oleh Kasih Karunia Tuhan.
Sebelum
anda mau memutuskan satu keputusan yang pasti, sejenak saudara merenungkan
sesuatu apa yang bermamfat dalam diri anda yang Tuhan belum pernah lihat anda
lakukan dengan membaca hal berikut:
Kasih
seperti apa yang dimiliki dunia?
Kasih
seperti apa yang dimiliki dunia?
Kasih
seperti apa yang ada di dalam hatimu? Hatiku?
Kasih
seperti apa yang kita berikan pada orang lain?
Kasih
seperti apa yang kita beritakan melalui kehidupan, perkataan dan perbuatan
kita?
Kasih
seperti apa yang kita ingin miliki dalam keluarga, gereja, masyarakat kita?
Apakah
semua jawabannya sama?
Atau
berbeda satu dengan yang lain?
Apakah
kita memilih kasih yang tulus, yang sabar, yang murah hati bagi diri kita
sendiri?
Dan
apakah kita memilih kasih yang munafik, yang mencari keuntungan bagi diri
sendiri, yang akan kita berikan kepada dunia dan sesama kita?
Kalau
kasih kita berikan, dengan penantian ucapan terima kasih, Itu bukan kasih.
Kalau
kasih kita ucapkan hanya untuk membuat kita juga dikasihi, itu bukan kasih.
Kalau
kasih kita lakukan, dengan harapan orang lain melakukan yang sama, itu bukan
kasih
Itu
hanya keegoisan kita...
Dan
kegagalan kita mengerti Kasih yang sesungguhnya.
Kita
dipilih..
Dipilih
untuk menjadi pewarta kasih...
Kasih
seperti apa?
Kasih
yang sama dengan yang Tuhan berikan bagi kita.
Kasih
yang tanpa pamrih, tanpa berkata ‘karena’, tapi kasih yang berkata ‘walaupun’
Kasih
yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Kasih
yang tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri
sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Kasih
yang tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Kasih
yang menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala
sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih
yang tidak berkesudahan
Kasih
yang tanpa kesemuanya itu, bukanlah kasih.
Sudahkah
kita terpilih untuk memberitakan kasih?
Bila
sudah, maka lakukanlah kesemuanya itu.
Mungkin
saudara pernah mendengar dan tahu lagu ini:
“MASA MUDAKU”
Masa
muda sungguh senang
Jiwa
penuh dengan cita cita
Bagai
api yang tak kunjung padam
Selalu
membakar dalam hati
Masa
mudaku masa yang kukenang
Masa
Tuhan memanggilku
Masa
mudaku masa yang terindah
Kutinggalkan
semua dosaku
La
la la la la la la la
Masa
muda sungguh senang
Kuberikan
padaMu ya Tuhan
Apa
yang ada pada diriku
Kuserahkan
untuk kemuliaanMu
Dan
satu hal lagi yang akan menyokong anda menjadi HAMBAT TUHAN yang memiliki HATI
SEBAGAI HAMBA .........ingatlah kata “CHRIST” (KRISTUS – yang selalu mengiringi
hidup saudara yang begitu bermamfaat bagi Tuhan dan bagi banuak umat manusia)
C = (calls) memanggil kita untuk melihat
kelangsungan dari perjalanan kehidupan iman kita dan menjelajahi apa saja
kemungkinan-kemungkinan yang berguna bagi hubungan yang penuh makna dimana saja
kita bekerja atau melayani.
H = (having) memiliki perspektif
atau pandangan hidup yang holistik
(menyeluruh) & bersejarah. Bersejarah dalam arti bahwa kita bersiap dalam
pekerjaan hidup kita yang harus benar-benar masuk akal dalam konteks kita dan
relevan dengan zaman kita.
R = (renews) memperbaharui kita ke dalam sikap penebusan dan
memelihara
kita di dalam gaya hidup yang ekologis restoratif
atas
apa yang merusak dan berbahaya bagi manusia dan ciptaan Tuhan.
I = (inspires) mengilhami kita untuk lebih
dalam turun ke bumi dengan berinkarnasi dalam kata dan tindakan dan
mempertimbangkan realitas dan perjuangan
waktu kita sebagai integrasi dengan perjalanan kehidupan iman kita.
S = (summons) memanggil kita untuk sebuah
perjuangan keras untuk mengatasi atau mengalahkan sifat-sifat kita yang melekat
yang cenderung untuk mementingkan diri sendiri. Mari kita bertumbuh menuju
kepribadian yang lebih besar, tidak mementingkan diri sendiri, yang menyatakan
diri dalam pencarian jiwa yang lebih dalam, yaitu pencarian konstan untuk apa
yang bermakna dan yang meninggalkan warisan abadi.
T= (teaches) mengajari kita untuk
berusaha untuk menjadi Pengubah di dalam kehidupan keimanan seseorang,
keterlibatan dan terus tak kenal lelah dalam mengejar apa yang berkenan bagi
Allah dan benar-benar jujur dan adil bagi semua orang.
Pray Until Something
Happens… (Berdoa Sampai Sesuatu Terjadi)
Pledge Until Sustainability
Happens…(Berikrar Sampai keberlangsungan terjadi)
Participate Until Service
Happens…(Berpartisipasi sampai terjadi pelayanan)
Berdoa… Berikrar…
berpartisipasi… dan sebagai hasilnya,
Program/Proyek Telah
terlaksana di PP GKPI Res. Khusus Sidikalang Kota
Ada banyak anak-anak dan
keluarga miskin dan tidak mampu, yang sakit dan terbaring lemah .... sebab
mereka merana tidak memiliki apa-apa
(lihatlah diri
anda...apakah anda seperti itu? anda termasuk orang yang beruntung sementara
mereka adalah orang yang puntung!)
Semuanya itu untuk misi
Allah ditengah-tengah orang-orang miskin dan orang-orang yang terpinggirkan.
Kehadiran Anda adalah sebuah
hadiah bagi dunia.
Anda unik dan hanya Anda
yang seperti Anda di dunia ini.
Hidup Anda dapat menjadi apa
yang Anda inginkan.
Satu hari yang Anda lewati
tidak akan pernah dapat diputar kembali
Hitunglah berkat Anda, bukan
masalah Anda.
Anda dapat melalui segala
rintangan apa pun yang datang dalam hidup Anda.
Dalam diri Anda terdapat
begitu banyak jawaban.
Dalam hidup ini, Anda harus
menjadi orang yang memahami orang lain, memiliki keberanian, dan kuat.
Jangan memberi batas pada
diri sendiri.
Begitu banyak mimpi yang
menunggu untuk diwujudkan.
Keputusan-keputusan yang
Anda ambil hari ini akan mempengaruhi masa depan Anda.
Raihlah puncak Anda, tujuan
Anda, dan hadiah Anda.
Tidak ada limbah yang lebih
banyak mengeluarkan energi Anda, selain daripada kekhawatirkan.
Semakin lama Anda diam dalam
masalah, semakin berat itu bagi diri Anda.
Janganlah mengambil hal-hal
yang terlalu serius.
Hiduplah dalam ketenangan,
bukan kehidupan dalam penyesalan.
Ingatlah bahwa sedikit cinta
saja dapat mengubah hidup seseorang.
Banyak cinta dapat membuat
dunia ini penuh dengan keajaiban.
Ingatlah bahwa persahabatan
adalah investasi yang bijaksana.
Harta kehidupan adalah
orang-orang yang ada dan berinteraksi di sekeliling Anda.
Sadarilah bahwa tidak pernah
ada kata terlambat.
Lakukan hal-hal biasa dengan
cara yang luar biasa.
Miliki kesehatan, harapan
dan kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk berdoa
kepada Tuhan.
Dan jangan pernah lupa. . .
Bahkan barang sehari pun. . .
Bahwa Anda sangatlah istimewa.
Jika anda sudah dapat mengambil
keputusan itu: kita akan bernyanyi sama seperti malaikat yang bernyanyi
memuliakan Tuhan. Raihlah masa depan dengan mudah bersama dengan Tuhan hanya
satu syarat, milikilah:”HATI SEBAGAI HAMBA” yang setia.
ku tak
membawa apapun juga
saat ku
datang ke dunia
ku tinggal
semua pada akhirnya
saat ku
kembali ke surga
reff:
inilah yang
ku punya
hati
s'bagai hamba
yang mau
taat dan setia
pada-mu
bapa
kemanapun
ku bawa
hati yang
menyembah
dalam roh
dan kebenaran
sampai
s'lamanya
bridge:
bagaimana
ku membalas kasih-mu
s'gala yang
ku punya itu milik-mu
itu
milik-mu oh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar